Nikmati Lagu Tradisional Papua Saat Festival Crossborder Keerom 2019, Dijamin Bergoyang
A
A
A
KEEROM - Tanah Papua kaya akan budaya. Sejumlah lagu tradisionalnya juga sudah sangat akrab. Kalau kalian berencana hadir di Festival Crossborder Keerom 2019, coba deh dengar lagu-lagu tradisional Papua. Kalian dijamin bakal ikut bergoyang.
Festival Crossborder Keerom 2019 akan digelar 3-5 Mei 2019. Lokasinya di Lapangan Swakarsa, Waris, Kabupaten Keerom, Papua. Event ini akan dimeriahkan band-band reggae. Seperti Ras Muhammad, Mixmate, Corby-The Comen Rasta, dan XD Band.
“Banyak karya seni dan budaya dimiliki Papua. Mereka menciptakan beragam lagu tradisional yang sudah sangat akrab. Ada lagu daerah hingga kekinian. Semuanya populer,” ungkap Gorby, vokalis The Comen Rasta, Senin (15/4/2019).
Salah satu lagu tradisional Bumi Cenderawasih yang paling terkenal adalah Yamko Rambe Yamko. Lagu ini bercerita tentang peperangan antar suku. Liriknya diantaranya, ‘Hee Yamko Rambe Yamko, Aronawa Kombe’. Artinya, ‘hai jalan yang dicari sayang, perjanjian’.
“Kami terus berusaha menyuarakan nyanyian anak Papua agar dikenal dunia. Papua sangat kaya. Alam, budaya, dan bahasanya sungguh luar biasa. Semuanya kami angkat melalui nyanyian dan alunan musik Papua. Kami berharap, Festival Crossborder Keerom 2019 makin mempopulerkan Papua beserta lagu-lagu khasnya,” jelas Gorby lagi.
Lagu daerah Papua lainnya yang sudah sangat akrab adalah ‘Apuse’. Lagu ‘Apuse’ bercerita tentang seorang anak yang akan pergi merantau ke Teluk Doreri. Dia lalu berpamitan dengan kakeknya. Penggalan liriknya yaitu, ‘Apuse kokon dao, Yarabe soren Doreri, Wuf lenso bani nema baki pase’.
Lirik lagu Apuse memiliki arti dalam. Diantaranya, ‘Kakek-nenek, aku mau pergi ke negeri seberang, Teluk Doreri’. ‘Pegang sapu tangan, lalu melambaikan tangan’.
Karya lainnya adalah ‘E Mambo Simbo’. Lagu ini bercerita pertemuan ayah dan anak yang lama terpisah. Liriknya sederhana dan terdiri pengulangan kata, tapi musiknya sangat riang.
Lirik lagu ‘E Mambo Simbo’ diantaranya, E Mambo Simbo. E Mambo Simbo, E...Mambo Simbo. Untuk lirik reff-nya, Mambo yaya yaya-e. Mambo yaya yaya-e. Untuk mengiringi lagu ini, masyarakat di Papua biasanya menggunakan hentakan alat perkusi dan petikan gitar.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, lagu asal Papua itu fenomenal.
“Lagu-lagu asal Papua sangat familiar. Siapapun tahu bahkan hafal liriknya. Musiknya khas penuh energi. Seolah mereka ingin berbagi semangat dengan pendengarnya. Silahkan eksplorasi keindahan lagu Papua saat Festival Crossborder Keerom 2019. Sebab, event ini akan menjadi pesta musik terbaik perbatasan di awal Mei nanti,” terang Ricky.
Ada juga loh satu lagu yang sangat dikenal anak-anak jaman now. Namanya ‘Sajojo’. Lagu ini menjadi pengiring Tari Sajojo hingga senam. Tari Sajojo sering ditampilkan untuk menyambut tamu. Tari ini juga kerap dibawakan dalam agenda acara adat. Sajojo bercerita tentang paras cantik gadis Papua. Karena rupawan, sanga gadis pun sangat disayangi orang tuanya. Hingga, banyak jejaka yang mengaguminya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun menegaskan, wisatawan harus mengenal kekayaan Papua secara utuh saat berada di Festival Crossborder Keerom 2019.
“Papua ini luar biasa. Semua aspek sangat eksotis. Ada banyak lagu-lagu tenar yang diciptakan di Papua. Karakternya sangat kuat dengan warna keseharian masyarakat. Festival Crossborder Keerom 2019 tentu jadi meomentum terbaik untuk mengenal Papua secara utuh. Pastikan awal Mei semua berkumpul di Keerom, termasuk masyarakat Papua Nugini,” tutup Menpar.
Festival Crossborder Keerom 2019 akan digelar 3-5 Mei 2019. Lokasinya di Lapangan Swakarsa, Waris, Kabupaten Keerom, Papua. Event ini akan dimeriahkan band-band reggae. Seperti Ras Muhammad, Mixmate, Corby-The Comen Rasta, dan XD Band.
“Banyak karya seni dan budaya dimiliki Papua. Mereka menciptakan beragam lagu tradisional yang sudah sangat akrab. Ada lagu daerah hingga kekinian. Semuanya populer,” ungkap Gorby, vokalis The Comen Rasta, Senin (15/4/2019).
Salah satu lagu tradisional Bumi Cenderawasih yang paling terkenal adalah Yamko Rambe Yamko. Lagu ini bercerita tentang peperangan antar suku. Liriknya diantaranya, ‘Hee Yamko Rambe Yamko, Aronawa Kombe’. Artinya, ‘hai jalan yang dicari sayang, perjanjian’.
“Kami terus berusaha menyuarakan nyanyian anak Papua agar dikenal dunia. Papua sangat kaya. Alam, budaya, dan bahasanya sungguh luar biasa. Semuanya kami angkat melalui nyanyian dan alunan musik Papua. Kami berharap, Festival Crossborder Keerom 2019 makin mempopulerkan Papua beserta lagu-lagu khasnya,” jelas Gorby lagi.
Lagu daerah Papua lainnya yang sudah sangat akrab adalah ‘Apuse’. Lagu ‘Apuse’ bercerita tentang seorang anak yang akan pergi merantau ke Teluk Doreri. Dia lalu berpamitan dengan kakeknya. Penggalan liriknya yaitu, ‘Apuse kokon dao, Yarabe soren Doreri, Wuf lenso bani nema baki pase’.
Lirik lagu Apuse memiliki arti dalam. Diantaranya, ‘Kakek-nenek, aku mau pergi ke negeri seberang, Teluk Doreri’. ‘Pegang sapu tangan, lalu melambaikan tangan’.
Karya lainnya adalah ‘E Mambo Simbo’. Lagu ini bercerita pertemuan ayah dan anak yang lama terpisah. Liriknya sederhana dan terdiri pengulangan kata, tapi musiknya sangat riang.
Lirik lagu ‘E Mambo Simbo’ diantaranya, E Mambo Simbo. E Mambo Simbo, E...Mambo Simbo. Untuk lirik reff-nya, Mambo yaya yaya-e. Mambo yaya yaya-e. Untuk mengiringi lagu ini, masyarakat di Papua biasanya menggunakan hentakan alat perkusi dan petikan gitar.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, lagu asal Papua itu fenomenal.
“Lagu-lagu asal Papua sangat familiar. Siapapun tahu bahkan hafal liriknya. Musiknya khas penuh energi. Seolah mereka ingin berbagi semangat dengan pendengarnya. Silahkan eksplorasi keindahan lagu Papua saat Festival Crossborder Keerom 2019. Sebab, event ini akan menjadi pesta musik terbaik perbatasan di awal Mei nanti,” terang Ricky.
Ada juga loh satu lagu yang sangat dikenal anak-anak jaman now. Namanya ‘Sajojo’. Lagu ini menjadi pengiring Tari Sajojo hingga senam. Tari Sajojo sering ditampilkan untuk menyambut tamu. Tari ini juga kerap dibawakan dalam agenda acara adat. Sajojo bercerita tentang paras cantik gadis Papua. Karena rupawan, sanga gadis pun sangat disayangi orang tuanya. Hingga, banyak jejaka yang mengaguminya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun menegaskan, wisatawan harus mengenal kekayaan Papua secara utuh saat berada di Festival Crossborder Keerom 2019.
“Papua ini luar biasa. Semua aspek sangat eksotis. Ada banyak lagu-lagu tenar yang diciptakan di Papua. Karakternya sangat kuat dengan warna keseharian masyarakat. Festival Crossborder Keerom 2019 tentu jadi meomentum terbaik untuk mengenal Papua secara utuh. Pastikan awal Mei semua berkumpul di Keerom, termasuk masyarakat Papua Nugini,” tutup Menpar.
(akn)